Penemuan Fosil Gajah Raksasa di Grobogan Dianggap Langka

Temuan fosil gajah purba di Dusun Kuwojo, Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan dinilai sangat menarik mengingat sejumlah aspek sejarah fauna purba di Jawa.
Penyelamatan fosil dan situs di Banjarejo pun dilakukan serius dan kilat.

"Kita langsung bentuk tim penyelamatan, dan bergerak secepatnya mengingat penting dan langkanya temuan ini," kata Kepala Badan Pelestari Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP) Sukronedi kepada Tribun Jateng di Banjarejo pekan lalu.

Dianggap langka karena indikasi awal temuan fosil itu cukup lengkap menyangkut satu individu gajah purba jenis Stegodon Trigonocepalus.



Ini juga bisa dibilang temuan utuh pertama di Indonesia, sesudah temuan fosil lengkap Elephas di Blora beberapa tahun lalu.

Dilihat dari ukuran tulang dan gadingnya yang diperkirakan mencapai 4 meter, postur fisik Stegodon ini tergolong raksasa. Beratnya bisa mencapai 12 ton dengan panjang badan sekitar 8 meter.

"Tingginya bisa mencapai empat setengah meter. Mungkin setinggi atap rumah umumnya, jika gadingnya saja sepanjang itu," tambah Sukronedi dalam perbincangan di pendopo Kabupaten Grobogan sebelum bertemu Bupati Sri Sumarni pekan lalu.

Fosil gading Stegodon sepanjang empat meter juga pernah ditemukan di situs Sangiran, Sragen, beberapa tahun lalu.

Namun tak ada fosil organ tubuh lain yang menyertai temuan itu.


Gajah Blora

Beberapa tahun lalu, tepatnya 18 Maret 2009, juga ditemukan fosil gajah purba, Elephas Hydrindicus, cukup lengkap di teras Bengawan Solo, Sungun, Blora.

Fosil itu diekskavasi dan berhasil direkonstruksi tim Museum Geologi Bandung.

Elephas Hydrindicus diyakini nenek moyang Elephas Maximus Sumatranus, gajah Sumatera sekarang ini.

Di beberapa lokasi lain seperti situs Patiayam, Jekulo, Kudus, ada temuan fosil Stegodon, namun hanya beberapa bagian saja.

Keseriusan BPSMP Sangiran merespon temuan itu juga didukung sikap warga Banjarejo yang total menyambutnya.

Situs itu sejak ditemukan dijaga siang malam bergantian, termasuk oleh pemilik lahan. Tenda peleton besar didirikan tak jauh dari kotak ekskavasi.

Fosil lengkap Stegodon Trigonocepalus ini ditemukan Rusdi, petani dan pemilik lahan di Dusun Kuwojo pada 7 Juni 2017.

Saat itu ia sedang menggali tanah untuk mencari sumber air di tegalan miliknya yang terletak di lereng sebuah bukit.

Tiba-tiba paculnya terantuk benda keras. Setelah dikupas hati-hati, Rusdi melihat tonjolan seperti batu, namun ada seratnya.

Pria berusia 70 tahun itu mengaku langsung bisa membedakan batu atau fosil, berdasarkan pengalaman melihat benda purba sebelumnya.

"Saya lalu lapor Pak Modin, kemudian Pak Modin lapor Pak Lurah. Akhirnya temuan itu digali dalam kotak lebih luas, hingga hampir tampak keseluruhan," kata Rusdi.

Temuan itu juga diteruskan ke BPSMP Sangiran, yang segera menurunkan tim pendahulu.

Kades Sigap

Kepala Desa Banjarejo, Achmad Taufik, mengaku ia bergerak cepat begitu mendengar ada temuan fosil besar di wilayahnya.

Ia pun sangat terbantu kepedulian tokoh dan anggota komunitas pelestari fosil di desanya.
"Warga dan komunitas memang kemudian menggali lokasi hingga membuka kotak cukup lebar, sekitar 5x7 meter saat bulan puasa lalu. Penggalian dilakukan tiap malam sesudah tarawih. Akhirnya sebagian fosil itu tampak, dan yang menonjol dua gadingnya panjang," kata Taufik.

"Saya berkoordinasi dengan BPSMP Sangiran, dan kemudian ada tim pendahulu yang datang meninjau, sebelum diputuskan upaya penyelamatan secara terpadu dan sistematis. Kegiatan lapangan dimulai 12 Juli ini," lanjut lulusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY ini.

Achmad Taufik mengaku total melakukan upaya penyelamatan dan pelestarian benda purbakala karena ia merasa Banjarejo memiliki nilai dan potensi besar mendunia.

Sudah ribuan fragmen fosil fauna darat dan air ditemukan di Banjarejo dalam beberapa tahun terakhir.

Ini tidak termasuk aneka fragmen dan fosil purba yang sudah bablas ke tangan pengepul dan bandar perdagangan gelap fosil.

Jual beli fosil purba di Banjarejo sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa bisa dikontrol pihak berwenang. (tribunjateng/cetak/xna/tribunjogja)
Klik Untuk baca berita selanjutnya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penemuan Fosil Gajah Raksasa di Grobogan Dianggap Langka"

Posting Komentar